Jumat, 06 Februari 2015

Happy February! 
Udah lama nih ga nge-post (emang jarang nulis sih muehe). Banyak cerita yang pengen tak share sih, tp bingung nulisnya itu mau mulai darimana. Libur semester pertama di bangku perkuliahan nih. Seneeeeng bisa pulang kampung, kumpul-kumpul (lagi) sama orang rumah, temen-temen kampung, dan semuanya tentang kampung deh ya pokoknya.
Permisiiii. Anak kampung numpang seneng yaa :D haha

Kamis, 01 Januari 2015

Happy New Year Guys! Let's be better than before. Keep fighting! :)))

Rabu, 24 Desember 2014

Selamat datang di malam natal!

Saya, Sanya Dinda S, pemilik blog sanyadindas.tumblr.com (tolong kalau sempat dikunjungi ;) ) dipaksa Ayuk untuk menulis sesuatu disini. kemudian dia protes, katanya ini bukan pemaksaan. Emboh, Yuk. Sak karepmu. 

Di malam natal ini, saya hanya ingin bilang, selamat kepada yang telah membiasakan diri dengan hilang dan kehilangan.

Selasa, 16 Desember 2014



            Assalamu’alaikum anak Mama yang sedang berjuang di Yogya..
            10 tahun yang lalu, anak Mama yang satu ini masih dikucir dua, rok merahnya juga kedodoran, kaus kaki putihnya terlalu panjang. Tak terhitung berapa kali setiap pulang sekolah menangis, merajuk kalau teman cowoknya ada yang nakal, lalu merengek seharian, Mama kamu minta memarahinya habis-habisan. Haha. Mama geli, sayang, kalau mengingatnya.
          

Kini, kamu tak lagi gadis kecil Mama yang suka nyanyi-nyanyi tak jelas di kamar mandi seperti dulu. Kamu telah menjelma menjadi gadis pandai yang sedang menyelesaikan studi di salah satu kampus terbaik Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Adakah kebahagiaan Mama selain itu, Nak? Ayahmu disana juga tersenyum tentunya.
            Mama akan dengan senang hati bekerja seharian, memeras peluh habis-habisan, untuk anak-anak Mama tersayang. Belajarlah dengan tekun disana, nak. Biarpun Mama hanya punya kesempatan memandangi kota-kota dunia lewat peta-peta, tapi kamu harus bisa menjejakkan kakimu disana. Biarpun Mama hanya bisa berkata di depan anak-anaknya, tapi kalimatmu kelak harus bisa melegenda di mata dunia. Terbanglah setinggi-tingginya, ak. Doa Mama dan Ayahmu tak pernah lepas dari hidup dan langkahmu. Semoga Allah senantiasa memberkahi anak-anak Mama. Wassalamu’alaikum, sayang..

Salam teramat rindu,
                                                                                                                        Mama



            Assalamu’alaikum anak Mama yang sedang berjuang di Yogya..
            10 tahun yang lalu, anak Mama yang satu ini masih dikucir dua, rok merahnya juga kedodoran, kaus kaki putihnya terlalu panjang. Tak terhitung berapa kali setiap pulang sekolah menangis, merajuk kalau teman cowoknya ada yang nakal, lalu merengek seharian, Mama kamu minta memarahinya habis-habisan. Haha. Mama geli, sayang, kalau mengingatnya.
          

Kini, kamu tak lagi gadis kecil Mama yang suka nyanyi-nyanyi tak jelas di kamar mandi seperti dulu. Kamu telah menjelma menjadi gadis pandai yang sedang menyelesaikan studi di salah satu kampus terbaik Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Adakah kebahagiaan Mama selain itu, Nak? Ayahmu disana juga tersenyum tentunya.
            Mama akan dengan senang hati bekerja seharian, memeras peluh habis-habisan, untuk anak-anak Mama tersayang. Belajarlah dengan tekun disana, nak. Biarpun Mama hanya punya kesempatan memandangi kota-kota dunia lewat peta-peta, tapi kamu harus bisa menjejakkan kakimu disana. Biarpun Mama hanya bisa berkata di depan anak-anaknya, tapi kalimatmu kelak harus bisa melegenda di mata dunia. Terbanglah setinggi-tingginya, ak. Doa Mama dan Ayahmu tak pernah lepas dari hidup dan langkahmu. Semoga Allah senantiasa memberkahi anak-anak Mama. Wassalamu’alaikum, sayang..

Salam teramat rindu,
                                                                                                                        Mama

Kamis, 04 Desember 2014

Mari kita berkabar tentang Indonesia :)



RAGAM BUDAYA NUSANTARA

            Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa ragam budaya nusantara merupakan hasil olah cipta budi dan akal seluruh masyarakat Indonesia. Hal itu berarti, budaya nusantara yang sangat beranekaragam merupakan hasil dari rangkaian seluruh budaya-budaya daerah dari Sabang sampai Merauke. Sedangkan pengertian dari budaya daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut.
            Banyak sekali budaya-budaya daerah yang terus berkembang hingga saat ini. Misalnya, kebudayaan ‘dandhangan’ dari Kudus dalam rangka penyambutan datangnya hari raya idul fitri, budaya ngaben dari Bali sebagai tanda penghormatan kepada orang yang sudah meninggal, dan sebagainya. Tidak hanya budaya atau kebiasaan daerah saja yang memperkaya ragam budaya nusantara, akan tetapi, keberadaan hasil cipta oleh akal budi masyarakat daerah seperti tembang, tarian, maupun yang berupa benda, misalnya, batik, tenunan, dan lain sebagainya, juga sangat mempengaruhi perkembangan kebudayaan nusantara.  
            Budaya-budaya daerah di Indonesia masih terus berkembang meski kurang mendapat perhatian. Sebenarnya, antusiasme masyarakat dalam mempertahankan kebudayaan sudah dapat diacungi jempol. Akan tetapi, kinerja yang terjalin antara masyarakat dan siapa yang seharusnya berdiri pada garis terdepan dalam penjagaan budaya-budaya nusantara masih belum dapat dipertanggungjawabkan. Hal itu dapat dibuktikan dari masih rancunya persoalan-persoalan hak cipta mengenai kebudayaan-kebudayaan nusantara. Sebenarnya, siapa yang mempunyai peran besar dalam permasalahan tersebut? Tentu saja, perdebatan mengenai ketidakjelasan penanggungjawab kebudayaan nusantara  akan menjadi persoalan baru jika terus dipersilisihkan.
            Akibat dari kelalaian penjagaan kebudayaan tersebut, muncul permasalahan-permasalahan baru yang merugikan negara Indonesia. Diantaranya adalah  tidak sedikit budaya-budaya nusantara yang diakui oleh negara lain. Misalnya saja, Malaysia yang menganggap batik adalah bagian dari hasil budayanya. Hal itu tentu saja akan menjadi perdebatan yang tidak akan ada habisnya karena dua negara tersebut merasa saling memiliki. Tidak bisa dipungkiri, kejadian semacam itu merupakan akibat fatal dari kelalaian semua pihak yang mempunyai sangkutan dengan kebudayaan nusantara.
            Tentu tidak serta merta masyarakat dapat menunjuk siapa yang salah. Masalah tidak dapat diselesaikan dengan permasalahan baru. Untuk itu, sikap waspada dan bijaksana sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Banyak sekali sikap yang dapat diterapkan, misalnya, memperjuangkan hak cipta untuk kebudayaan-kebudayaan tersebut. Tentu saja, tindakan itu jauh lebih berguna daripada terus memperdebatkan tentang siapa yang lebih berhak atas suatu kebudayaan. Masyarakat  Indonesia dengan semangat mempertahankan dan menjaga kebudayaan agar terus menjadi warisan nusantara seutuhnya tanpa meninggalkan peran sebagai manusia global akan menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang kaya oleh budaya.